Bandar Lampung -Sebanyak 120 peserta mengikuti Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama (PPMB) di MAN 2 Bandar Lampung, Senin, 1 Mei 2023.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Loka Diklat Keagamaan Bandar Lampung ini berlangsung hingga tanggal 6 Mei 2023. Adapun peserta terdiri dari Tenaga Administrasi Angkatan II, Tenaga Administrasi Angkatan III, Tenaga Teknis Pendidikan, serta Tenaga Teknis Keagamaan di Wilayah Kerja Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung.
Dalam sambutannya, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung Puji Raharjo mengungkapkan bahwa seluruh peserta yang hadir pada acara ini hendaknya dapat memahami alasan untuk hadir dalam kegiatan ini.
“Menurut saya ini penting, sehingga kita semua bisa memperbaiki niat untuk hadir disini dan bisa memperoleh manfaat dari kegiatan ini,” ungkapnya.
Menurut Kakanwil, selama ini agama dan tradisi budaya selalu dapat berjalan beriringan serta tidak pernah dipertentangkan satu sama lain.
“Tetapi pada hari ini kita semua mengalami perubahan yang cukup besar, dimana tafsir keagamaan yang mengakomodir kearifan lokal sering dipertentangkan dengan agama. Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi adanya pelatihan penggerak penguatan moderasi beragama. Karena adanya tafsir tunggal atas ajaran agama atau pemahaman ajaran agama yang sempit, semuanya saling klaim paling benar, serta ada kecenderungan melepaskan teks dari konteks agama,” jelasnya.
Kakanwil melanjutkan, adanya permasalahan tersebut mendorong pemerintah untuk merumuskan konsep dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJNM) 2020-2024 yang kemudian menjadi moderasi beragama.
“Kemudian Kementerian Agama menerjemahkannya ke dalam salah satu Program Prioritas, yakni Penguatan Moderasi Beragama. Ini yang harus menjadi refleksi kita bersama, kenapa kita harus hadir disini? Tujuannya adalah setelah pulang dari sini kita harus bisa menjadi juru bicara Kementerian Agama terkait dengan pentingnya penguatan moderasi beragama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” paparnya.
Masih kata Kakanwil, moderasi beragama bukan tentang moderasi agama dan bukan juga modernisasi agama. Karena agama ajarannya sudah final dan tidak bisa di moderasi.
“Namun dalam konteks kehidupan agama, kita harus saling toleransi agar ketaatan terhadap agama tidak mengganggu orang lain yang berbeda keyakinan. Jadi, moderasi beragama adalah cara padang, sikap, dengan cara mengejawantahkan esensi kehidupan beragama. Jika hal ini kita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari, maka akan tercipta kehidupan beragama yang luar biasa dan dapat menjadi berkah bagi seluruh semesta. Mudah-mudahan kita bisa memberi kontribusi positif untuk kehidupan beragama yang harmonis dan toleran di Republik Indonesia,” sebutnya.
Sebelumnya, Kepala Loka Diklat Keagamaan Bandar Lampung Agus Apriansyah mengutarakan bahwa peserta pelatihan PDWK kali ini adalah yang terbanyak.
“Sasarannya adalah untuk para tenaga administrasi, Kepala Madrasah, Penyuluh, Penghulu, Kepala KUA, serta Pengawas. Sehingga nanti diharapkan bisa bersinergi dalam upaya membentuk penggerak penguatan moderasi beragama untuk Wilayah Lampung. Selain itu juga sebagai bagian dari rangkaian kegiatan tahun toleransi, maka seluruh elemen harus mampu mentransformasikannya dengan menjaga kerukunan umat beragama,” katanya.
“Kemudian tujuannya adalah untuk memudahkan semua pegawai dalam mendapatkan pendidikan sebagai abdi negara guna menambah pengetahuan, kompetensi, moderat, serta bersinergi menjadikan Provinsi Lampung sebagai provinsi termoderat sesuai amanat dari Menteri Agama dan Presiden,” ujarnya. (Rls)
