Bandar Lampung- LSM Gamapela angkat bicara terkait dugaan pekerjaan infrastruktur yang bersumber dari APBN 2021 yang yang dibangun di Komplek Kampus Ittera yang diduga bermasalah.
Menurut Ketua LSM Gamapela Lampung Tony BAkrie pihaknya mendapati dua pekerjaan di Kampus Ittera diduga bermasalah dan dikerjakan tidak sesuai spek yakni pembangunan rumah susun Institut Teknologi Sumatera (Itera) yang dikerjakan PT.Pubakot Jaya Abadi dengan nilai kontrak Rp. 23.436.035.084.
Selanjutnya pekerjaan jalan rigid beton yang dikerjakan PT. Kreasindo Putra Bangsa senilai Rp 16 Miliar yang diduga tidak sesuai spek karena pekerjaan rigid beton terlihat hancur berantakan dan retak-retak.
“Kita menduga konstruksi bangunan gedung, seperti struktur pembesian, pekerjaan boorpile, Foot Plat, sloof beton dan kolom beton, balok beton, bordes tidak sesuai spek,” tegasnya.
Sementara proyek pembangunan Kebun Raya Itera berupa jalan rigid beton yang dikerjakan PT. Kreasindo Putra Bangsa nilainya mencapai Rp 16 miliar anggaran APBN tahun 2021
Dari fakta di lapangan ditemukan kondisi rigid beton sudah retak-retak dan pecah padahal proyek rigid sepanjang 1.576 meter belum pernah pernah dilalui kendaraan.
Mirisnya sisi kiri kanan bahu jalan tidak memakai tulangan besi, sehingga kondisinya sudah rusak.
”Kami minta tim audit dan penegak hukum dalam hal ini KPK dan Kejaksaan RI turun memeriksa dan membongkar jalan itu untuk segera diaudit. Karena nanti bisa ketahuan dimana pemborongnya melakukan pelanggarannya,” tegas Tonny Senin 27 Desember 2021
Pekerjaan rigid beton di Kebun Raya Itera yang dikerjakan PT. Kreasindo Putra Bangsa dengan alamat di Jl. Akcaya II RT.003/ RW.002 Kel. Tanjung Puri Kec. Sintang kabupaten Kab. Sintang Kalimantan Barat.
Sampai berita ini dturunkan pihak wartawan belum masih berusaha mengkonfirmasi pelaksana dua proyek tersebut termasuk pihak SNVT Penyediaan Perumahaan Provinsi Lampung dan Pelaksanaan Prasana Permukiman Provinsi Lampung. (tim)