Lampung Tengah -Ditengah mencuatnya msalah berita di media online Informasi yang beredar sebelumnya bahwa ada enam siswa SMAN 1 Terbanggibesar yang hendak mengikuti kejuaraan taekwondo tingkat nasional pada 23-24 April 2022 dengan membawa nama sekolah harus gigit jari menjadi perhatian kita semua ujar orang tua murid ketika diwancarai awak media akan kita laporkan ke Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Lampung ujar Salah satu Orang tua Siswa
Smentara Haryono menepis kabar soal proposal taekwondo yang diajukan oleh anak didiknya tidak disetujui pihak sekolah,Dia menyebut bahwa proposal keenam siswa itu telah di acc. Namun terjadi miskomunikasi seperti dilansir dari radarlamteng berapa waktu yang lalu
“Ada miskomunikasi Pak. Di acc (semua). (Kabar tidak acc) Itu berita gak benar,” katanya, Rabu (30/4/2022).
Haryono menambahkan, pihak sekolah telah mengutus perwakilan untuk menyelesaikan miskomunikasi tersebut. “Insya Allah kelar (selesai) Pak,” jelasnya.
Informasi yang beredar sebelumnya bahwa ada enam siswa SMAN 1 Terbanggibesar yang hendak mengikuti kejuaraan taekwondo tingkat nasional pada 23-24 April 2022 dengan membawa nama sekolah harus gigit jari.
Keenam siswa tersebut adalah Bagus, Dhea, Lilik, Grace, Anisa dan Atala. Kejuaraan yang akan mereka ikuti yakni kejurnas Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Cup 2022 yang dilaksanakan secara virtual.
Penyebabnya, karena proposal bantuan dana yang mereka ajukan kepada pihak sekolah, disebutnya tidak disetujui (acc) semua. Informasi yang didapat, dari 6 siswa hanya di acc 2 siswa saja.
Namun karena demi keutuhan tim, keenam siswa sepakat tidak mengambil dana tersebut. Mereka tetap mengikuti kejuaraan itu namun membawa nama dojang/club tempat mereka berlatih. Bukan membawa nama sekolah.
Hal ini dikatakan salah seorang wali siswa yang enggan disebutkan namanya. Ia menyayangkan hal tersebut.
Menurut dia, pihak sekolah menyetujui proposal yang diajukan untuk semua siswa karena sebelumnya ada sikap kecewa dari orang tua siswa. Namun dana itu tetap tidak diambil karena waktu yang telah mendesak.
“Sebelumnya hanya di acc 2 siswa saja kan. Tapi karena ditakutkan akan mengganggu perasaan siswa lain yang tidak di acc, akhirnya sepakat tidak diambil semua. Para siswa memilih tetap mengikuti kejuaraan, tapi membawa nama club dan dengan biaya pribadi masing-masing,” bebernya.
Ia mengatakan, acc untuk enam siswa yang diberikan pihak sekolah sudah sangat mepet. “Kenapa acc nya tidak dari awal. Ketika kita merasa kecewa baru di acc semua. Sedangkan waktu pelaksanaan sudah mepet,” ceritanya.
Menurut dia, proposal yang diajukan yakni untuk membiayai pembuatan video serta keperluan lain, lantaran kejurnas tersebut dilakukan secara virtual.
“Pengajuan proposal adalah inisiatif siswa karena mereka berniat mengikuti kejurnas atas nama sekolah. Dan video perlombaan telah diambil hari ini sama besok,” imbuhnya.
Yang disesalkan oleh orang tua siswa, lanjut dia, dana pembinaan untuk hal itu ada. Termasuk untuk cabang olahraga lain bisa digelontorkan. “Kenapa untuk cabor taekwondo terkesan sulit,” ungkapnya.
“Kami selaku orang tua murid tidak pernah sepeserpun meminta bantuan dari pihak sekolah, ini semua murni dari inisiatif para siswa untuk membawa nama sekolah di ajang nasional. Kami minta semoga jangan terulang lagi. Takut berimbas pada nama baik sekolah,”pungkasnya (Tm)